Rabu, 20 April 2011

dimana nurani (franky sahilatua)

manusia tlah berubah
memaksakan kebutuhan hidupnya
minyak-minyak perut bumi di kuras
hutan-hutan di tebang

keseimbangan bumi terganggu
cuaca kini berubah extrime
panas semakin panas di bumi
dingin semakin dingin

bencana rupa-rupa wajahnya yang datang
menerkam nyawa-nyawa yang hidup
apakah kita biarkan semua yang terjadi?
dimana nurani?!

Pelantun Lagu “Pancasila Rumah Kita” Franky Sahilatua Meninggal Dunia

Franky Sahilatua, Musisi legendaris Indonesia, akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan pada pukul 15:15 WIB, hari Rabu (20 April 2011). Franky sudah lama menderita penyakit kanker sumsum tulang belakang. Bahkan, sekitar setahun yang lalu Franky sempat kritis. Tepatnya pada 30 Juli 2010, Franky diterbangkan ke Singapura untuk menjalani perawatan karena sakit ginjal dan tumor. Setelah dirawat di Singapore General Hospital, dokter menyimpulkan dia menderita kanker sumsum tulang belakang.

Jenazah Franky Sahilatua tiba di rumah duka di Komplek Pelangi Bintaro, Ciputat, Tangerang Selatan sekitar jam 16.00 WIB, diantar dari RS Medika Permata Hijau dengan menggunakan mobil ambulan sebuah partai, berwarna biru putih bernomor polisi B 1023 BIX. Setelah sampai di rumah duka, jenazah Franky yang terbalut kain putih langsung dibaringkan di ruang tamu di atas meja panjang. Kedatangan disambut oleh istri dan anak tercinta dengan haru.
Franky menininggalkan satu orang istri, Harwantiningrum, dan dua orang anak, yakni Ken Noorca Sahilatua (anak pertama), dan Hugo Delani Sahilatua (anak kedua).

Franky dikenal musisi balada yang vokal menyuarakan tema sosial. Lagu-lagu seperti Perahu Retak, Orang Pinggiran, Terminal dan Di Bawah Tiang Bendera adalah sedikit dari karya sukses Franky.
Franky Hubert Sahilatua, nama lengkap Franky lahir di Surabaya, Jawa Timur, 16 Agustus 1953 meninggal di Jakarta, Indonesia, 20 April 2011 pada umur 57 tahun. Namanya dikenal publik sejak paruh kedua dekade 1970-an, ketika ia berduet bersama adiknya, Jane Sahilatua, dengan nama ‘Franky & Jane’. Duet ini sempat menghasilkan lima belas album, semuanya di bawah Jackson Record. Setelah duet ini mengakhiri kerja samanya, karena Jane kemudian menikah dan hendak memusatkan diri pada keluarga, Franky lebih banyak bersolo karier.
Lirik lagu karya Franky pada masa Franky & Jane cenderung pada pemujaan alam pada awalnya, misalnya pada lagu Musim Bunga dan Kepada Angin dan Burung. Namun demikian, seperti kebanyakan penulis lagu balada lain, Franky gemar pula “bercerita” mengenai kehidupan orang sehari-hari, seperti Perjalanan atau Bis Kota. Franky pernah menulis dan menyanyikan lagu-lagu soundtrack untuk film ‘Ali Topan’.

Sejak tahun 1990-an hingga sekarang, Franky banyak terlibat dalam aksi-aksi panggung bertema sosial dan nasionalisme. Ia aktif terlibat dalam masa peralihan politik dari Orde Baru menuju Reformasi, penentangan RUU APP, serta gerakan anti globalisasi.

Selamat jalan Franky !
Namamu pasti akan terkenang !

pancasila rumah kita (franky silahatua)

pancasila rumah kita, rumah untuk kita semua
nilai dasar indonesia, rumah kita selamanya
untuk semua puji namanya
untuk semua cinta sesama
untuk semua wadah menyatu
untuk semua bersambung rasa
untuk semua saling membagi
pada setiap insan
sama dapat sama rasa

oooh indonesia ku
oooh indonesia

pancasila rumah kita, rumah untuk kita semua
nilai dasar indonesia, rumah kita selamanya
untuk semua puji namanya
untuk semua cinta sesama
untuk semua wadah menyatu
untuk semua bersambung rasa
untuk semua saling membagi
pada setiap insan
sama dapat sama rasa

Rabu, 16 Maret 2011

Siapakah Kita, Bangsa Indonesia?

Kita tahu apa itu NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi siapkah kita menjawab dengan tegas dan gamblang, siapakah kita, bangsa Indonesia? Alternatifnya, apabila pertanyaan tersebut kita tanyakan ke 100 orang, kita akan mendapatkan hampir 100 jawaban yang berbeda, atau sebagian jawabannya adalah bangsa yang mendiami wilayah negara Indonesia :-)

Mestinya karakter dan identitas bangsa adalah fondasi penting dalam perkembangan suatu bangsa. Pembangunan negara ini tidak akan berjalan efektif tanpa pembentukan semangat, identitas, karakter dan budaya bangsa. Mungkin karena sebab itulah, Bung Karno selalu sibuk membangun kesadaran identitas bangsa. Salah satunya, beliau tampak ingin menggusur mental inferior bangsa yang telah terlalu lama dijajah. Bung Karno menunjukkan bahwa Indonesia tidak pernah sekalipun gentar apalagi gugup tampil dalam percaturan internasional. Di antara tanda-tanda tersebut adalah penampilan Bung Karno dalam setiap kesempatan yang beratribut gaya militer lengkap dikombinasi dengan atribut khas Indonesia dan tampil penuh percaya diri. Poros Jakarta – Peking pernah dibangun untuk memperkuat Indonesia dalam memimpin gerakan NEFO (New Emerging Forces) yang sempat membuat gerah dua kekuatan besar dunia saat itu, Amerika Serikat plus sekutunya serta Uni Sovyet. “Ganyang Malaysia” pernah berkumandang, menanggapi keinginan Malaysia untuk menggabungkan Kalimantan, Brunei dan Sabah-Serawak dalam Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961. Pada saat itu, dikenal kalimat yang menggugah semangat kebangsaan Indonesia: “Ini dadaku, mana dadamu?”. Tidak ada rasa gentar menghadapi adanya back up dari Inggris dan sekutu besarnya di belakang Malaysia. Masih banyak contoh lain bagaimana beliau menggugah rasa bangga menjadi bangsa Indonesia.

Entah ini hanya perasaan saya atau bukan, tetapi kini saya kurang merasakan adanya fokus dan sentuhan dari para pemimpin bangsa dan para elit politik negeri ini dalam membangun semangat, identitas dan karakter bangsa. Mungkin akhir-akhir ini panggung politik yang penuh dengan hingar bingar permainan kekuasaan cukup menyita waktu. Mulai dari kasus Bibit S Rianto – Chandra M Hamzah atau yang juga sering disebut Kriminalisasi KPK, kasus bail out Bank Century, sampai kasus dugaan penggelapan pajak grup perusahaan Bakrie.

Justru “wisdom of the crowd”-lah yang sering kita dengar dan rasakan bisa membangun semangat, identitas dan karakter bangsa. Pasti kita masih ingat bagaimana gerakan horizontal di masyarakat Indonesia dari berbagai jajaran dan media komunikasi berkontribusi besar dalam perkembangan kasus Bibit-Chandra, Prita Mulyasari, atau bahkan kontrol publik dalam kasus Bank Century atau ketegangan hubungan Indonesia-Malaysia beberapa waktu yang lalu. Salut buat Daniel Mananta yang mengekspresikan semangat kebangsaannya melalui desain kaos-kaos berlabel DAMN! I Love Indonesia. Salut juga buat para inspirator gerakan Kami Tidak Takut! yang menunjukkan sikap anti terorisme di Indonesia. Semoga semua ini bukanlah indikasi bahwa sekarang rakyat Indonesia sudah tidak bisa lagi mengandalkan pada pimpinan dan jajaran elite dalam membentuk karakter dan menjaga identitas kebangsaan.

Lalu sebetulnya siapakah kita, bangsa Indonesia? Salah satu faktor penting yang membentuk identitas tentu saja adalah karakter. Dan untuk membentuk karakter, saya kira bangsa ini masih memerlukan arahan dan dukungan pemerintah. Let me try to give a simple example. Kita adalah bangsa yang toleran. Karakter ini bisa menjadi salah satu fondasi penting dalam kehidupan bangsa, apalagi Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, bahasa, agama dan sejarah.

Tetapi sifat toleran bisa menjadi salah satu sebab mengapa cukup sulit membentuk budaya disiplin. Kita cukup toleran terhadap berbagai perilaku tidak disiplin: membuang sampah sembarangan, tidak tepat waktu, parkir tidak pada tempatnya, merokok di area publik atau disiplin berlalu lintas hanya kalau ada polantas.

Jadi, kembali saya coba tanyakan lagi…… siapakah kita, bangsa Indonesia? Hmmm….. let me think for a while………………………… See, I’ve told you that we’re Indonesian very tolerant. I believe that in your deepest mind you do not mind that you give some time to think :-) Okay, let me start with this one: Indonesia adalah bangsa yang berhutang kepada para pahlawan, pejuang dan pendiri bangsa yang membebaskan dari penjajahan. Indonesia adalah bangsa yang religius. Mungkin bangsa Indonesia mempunyai god spot yang kuat di bagian otaknya. Menurut beberapa neuropsychologist, god spot adalah bagian di otak yang memproses pengalaman spiritual. Karakter yang turut menentukan orientasi bangsa ini dalam menjalani kehidupan pribadi dan kehidupan berbangsa. Karakter yang memberi kesempatan tumbuh dan berkembangnya berbagai kepercayaan dan agama. Keragaman yang perlu diimbangi dengan sikap toleran dan pengertian. Karakter ini pula lah yang mungkin menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang pemaaf. Indonesia adalah bangsa yang diberkahi kreativitas, yang tertuang dalam beragam seni dan budaya, yang membuat decak kagum dan bahkan rasa cemburu dari berbagai bangsa sehingga ada yang mencoba mengakuisisi kekayaan seni dan budayanya.

Bangsa Indonesia adalah pewaris kepulauan terbesar di dunia: Nusantara, dan yang harus bertanggungjawab dalam kelangsungan hidup di dalamnya, berjaya di darat, laut dan udara. Dan kita tidak akan bisa menjaganya tanpa bersatu, tanpa semangat, atau tanpa identitas kebangsaan yang jelas. Indonesia adalah….. apalagi ya…. Tolong bantu saya ya……


sumber : kompasiana.com

tugas minggu ke-3 (Indonesia: Etimologi dan Budaya)

(Indonesia: Etimologi dan Budaya)


Negara ini bernama Indonesia, begitulah jawabannya apabila ada orang asing tersesat dan menanyakan kepada penduduk. Terlepas dari mereka bisa membaca atau tidak, bisa berhitung atau tidak, rakyat jelata atau kaum intelek . Kesimpulannya, setiap manusia yang tinggal di negara ini tahu bahwa negara ini bernama Indonesia.

Tetapi ketika seseorang bertanya apakah arti Indonesia?, siapa yang memberi nama negara ini Indonesia? Saya yakin mulai dari anak kecil sampai orang tua banyak yang lupa atau bahkan tidak mengetahuinya. Ironis memang, kita lahir, tinggal, mencari rejeki, beranak pinak atau mungkin merusak alamnya, tetapi kita tidak mengetahui apa dan bagaimana Indonesia ini. Kalau saya menanyakan kepada mereka mengapa tidak tahu, mereka menjawab “Jangankan memikirkan asal-usul Indonesia, kita mencari rejeki untuk makan tiap hari saja susahnya minta ampun…”, jawaban yang tidak mengada-ada buat saya. Sayapun demikian sudah banyak pelajaran sejarah Indonesia yang saya terima waktu disekolah dulu dan saat ini hanya tinggal bayang-bayang kelabu, yang kian hari kian memudar. Tetapi itulah tantangan untuk saya sebagai orang tua 2 anak, saya harus tetap mengingat sejarah akan bangsa ini. Supaya ketika suatu hari nanti anak-anak saya bertanya tentang Indonesia saya bisa memberikan cerita yang ilmiah kepada mereka. Supaya mereka tidak usah jauh-jauh bersekolah keluar negeri hanya untuk mengetahui asal-muasal negaranya.

Jumat, 18 Februari 2011

tugas minggu ke-2. WARGA NEGARA

WARGA NEGARA

Rasanya sudah tak ada harapan lagi di bumi Indonesia. Mungkin terkesan sangat lebay dan putus asa. Hanya saja, seakan-akan kita tidak dapat menyangkal semua fakta-fakta yang mengarah kepada opini ini.

Bagaimana tidak, negara ini telah dipenuhi oleh orang-orang yang hanya mementingkan isi perut sendiri. Dari birokrat di pemerintahan sampai para politisi-politisi di legislatif. Semuanya sama saja.Partai yang paling dicap bersih pun akhirnya takluk kepada kekuasaan dan uang.

Kita sebagai warga negara republik ini seperti menjadi warga negara kelas 2, setuju atau tidak namun itulah pendapat saya, saya beranggapan seperti itu karna melihat contoh nyata di dalam layar kaca (TV) banyak sinetron yang memakai artis INDO, yang tidak sedikit dari mereka tidak fasih berbahasa Indonesia, contohnya cinta laura banyak yang bertanya dan bingung dia orang mana, wajah bule dengan style kebule-bulean nan sexy, sedikit berbahasa Indonesia, tapi malah menguasai beberapa bahasa asing dengan lancar…..gaya hidupnyapun mewah dan berkiblat ala barat …tidak tahu cara beribadah, malu memberi salam dan tidak mengenal sanak keluarga.

Namun sebenarnya kakek dan neneknya adalah orang-orang Indonesia yang agamis yang sederhana yang selalu memegang teguh akar agama dan budayanya.

Kenapa hal ini bisa terjadi….dan hal ini memang banyak terjadi pada generasi muda negara kita….., kalau sudah begini bagaimana kelak generasi berkelanjutan? lupa akar budaya dan bangga dengan negara lain yang juga tidak menganggapnya sebagai warga negara, sementara di negeri sendiri dia merasa asing.

namun dari semua itu ada 15 hal yang dapat menyangkal perkataan diatas, ada 15 hal-hal fakta yang membuat kita bangga menjadi warga negara Indonesia ini.

· ada banyak hewan dan tumbuhan langka yang bisa ditemukan di Indonesia. Misalnya bunga bangkai raflesia arnoldi, bunga anggrek hitam dan hewan terkecil didunia tarsius pumilus.

· rendang, kerak telur. Kue lapis, klepon, dll. Siapa sie yang bisa menolak aneka makanan khas Indonesia ini ??

· kopi luwak merupakan kopi termahal di dunia dan minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air mineral.

· batik adalah pakaian kenegaraan popular dan fasionable banget!!

· komodo yang merupakan kadal terbesar di dunia, Cuma ada di Indonesia.

· ir soekarno merupakan tokoh kharismatik yang dihormati oleh banyak pemimpin dunia.

· bali yang disebut – sebut sebagai surge dunia yang ada diwilayah Indonesia bagian tengah. This island is our own version of paradise.

· masyarakat Indonesia bisa dibilang sebagai masyarakat yang perduli sama kebersihan lewat kebiasaan mandi lebih dari sekali dalam sehari.

· manusia purba pertama di dunia, pithecanthropus erectus, hidup di Indonesia sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.

· Indonesia juga punya kaskus, komunitas online terbesar yang memiliki banyak banget info seru, surf this site, www, kaskus.us,and get ready to be addicted.

· Ada sebanyak 7 orang WNI yang masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya di dunia versi majalah forbes 2010.

· Cuma di Indonesia kita bisa menemukan 740 suku bangsa dan 583 bahasa serta dialek dari 67 bahasa induk. Ini belum termasuk makanan khas

· Candi Borobudur di jawa tengah merupakan candi budha terbesar di dunia dan sempat menjadi sebuahsebuah keajaiban dunia . candi ini dibuat oleh masyarakat asli Indonesia selama 40 tahun lamanya.

· Indonesia jadi pengguna twiter terbesar di asia dan menduduki urutan ke 6 di dunia dengan jumlah 5 juta orang pengguna.

· Johny setiawan berhasil menjadi salah satu penemu planet pertama yang mengelilingi bintang baru.

ya! memang sebuah negara memilki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, kita sebagai warga negaranya harus menerimanya, yang kurang mari bersama kita lawan dan perbaiki, dan mari kita coba untuk menambah rasa kebanggan untuk negara yang kita cintai ini. trimakasih

sumber : kompasiana dan buatan sendiri

Jumat, 11 Februari 2011

tugas minggu 1, pendidikan kewarganegaraan "cinta tanah air"

Cinta, tanah dan air, masing-masing memiliki makna yang berbeda dan dalam. Cinta dan air memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Enerji potensial air dalam waduk, yang berubah menjadi enerji kinetik pada saat bendungan jebol, bisa memporak-porandakan dan mengobrak-abrik apa saja yang menghalangi jalannya arus bah. Demikian juga enerji cinta yang dipancarkan orangtua kepada anaknya mampu mengalahkan semua ketakutan untuk membela anaknya yang terancam bahaya. Dalamnya laut Atlantik tidak bisa mengalahkan dalamnya cinta kepada sang kekasih, tingginya gunung Himalaya masih kalah dengan tingginya cinta kepada si dia. Itu syair lagu jadul yang menggambarkan betapa cinta terkadang tidak rasional!

Tanah adalah tempat kita berpijak. Selama kita masih terpenjara dalam gaya tarik bumi, selama itu pula kita selalu bergantung pada tanah yang kita injak. Demikian pula pada saat kita mati, tubuh kita akan terkubur dalam tanah, atau debu kita akan tersebar dan kemudian jatuh kembali kebumi. Entah kalau ilmu pengetahuan sudah sedemikian majunya, sehingga perjalanan antar planet menjadi hal biasa, dan bumi tidak lagi menjadi tempat berpijak bagi sebagian umat manusia.

Apabila ke tiga kata itu kita gabungkan, dan koma yang membatasinya kita hilangkan, maka kita akan mendapatkan makna baru yang samasekali berbeda: cinta tanah air. Apakah cinta tanah air itu? Ibu Soed menggambarkannya secara menyentuh dalam lagu “Tanah Airku”. Betapa lagu itu bisa menyeret emosi dan perasaan kita, dengarlah ritmenya dan simak liriknya:

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

http://www.youtube.com/watch?v=dtXhrWWdCC0 (kompilasi video oleh Irfan Prawira, lagu dinyanyikan Rita Effendy, aransemen musik oleh Addie MS)

Perasaan cinta tanah air itu juga biasanya muncul pada saat kita berada jauh dari tanah air. Begitu senang rasanya kalau bertemu dengan teman sebangsa dan setanah air, lepas rasanya rindu yang melilit hati. Cinta tanah air mungkin memang misteri, sama seperti cinta pada umumnya, sulit untuk didefinisikan tapi dapat kita rasakan.

Akan tetapi sekarang ini, masih adakah cinta tanah air itu? Saya menyaksikan betapa segelintir orang yang diberi kepercayaan untuk mengurus negeri ini begitu rakusnya menumpuk harta untuk dirinya dan keluarganya. Seolah hidupnya akan abadi untuk selama-lamanya. Apalagi yang beranggapan bahwa penjara hanyalah tempar parkir sementara, dua-tiga tahun tidak akan terasa, begitu lepas dari penjara maka sisa harta jarahan masih cukup melimpah untuk dinikmati pada sisa umurnya. Apakah masih ada sisa-sisa cinta mereka pada tanah air? Saya meragukannya.

Mungkin penjara tidak lagi menjadi momok yang menakutkan, apalagi sekarang penjara disebut lembaga pemasyarakatan, dan kadang bisa disulap menjadi hotel mewah yang membuat terpidana kerasan. Efek jera sama sekali tidak ada, dan apabila yang muncul malah rasa bangga, maka ini adalah gejala yang mengkhawatirkan.

Cinta tanah air tidak berarti lalu kita harus menyabung nyawa untuk membela tanah air. Itu mungkin dulu sewaktu bangsa kita masih dijajah, dimana kita harus mengusir penjajah dengan mempertaruhkan harta, benda dan bahkan nyawa kita. Itu sudah lama berlalu. Musuh kita sekarang adalah rakyat yang bodoh, yang miskin dan yang melarat, dan para koruptor yang menggarong uang rakyat.

Kalau rakyat di kaki Gunung Merbabu sana mengumpulkan bunga mawar seharian dan hanya dibayar empat ribu rupiah untuk sekeranjang bunga mawar, itu hanya contoh kecil gambaran kemelaratan rakyat kita. Tapi saya rasa dia masih memiliki rasa cinta tanah air, karena dia melakukannya dengan jujur, dia memetik bunga mawar di hutan, tidak di kebun orang.

Apabila masih tersisa sedikit saja rasa cinta kepada tanah air, saya yakin mereka yang memiliki kesempatan untuk mencuri akan berfikir kembali. Kalau mencuri ayam saja bisa babak belur, kenapa mencuri uang milyaran rupiah bisa tertawa-tawa sambil diwawancara? Saya tidak habis mengerti.